Bu Painem istrinya Bejo dan temannya Bu Wati yang sudah janda, sedang melakukan perbincangan antar wanita.
Bu Painem berkata kepada Bu Wati
"Di usia sekarang, anda termasuk beruntung sudah tidak perlu membuka
paha untuk suami yang memaksa berhubungan seks dengan anda. Saya sudah
lelah melayani mas bejo suami saya yang seumuran ini masih memiliki
semangat yang keras."
Bu Wati menanggapi.
"Hanya karena saya
sudah separuh baya dan janda, bukan berarti saya tidak harus melawan
keinginan seksual yang tidak diinginkan dari seorang pria."
Bu Painem bertanya,
"Nah bagaimana Anda menangani masalah itu?"
Bu Wati
"Setiap kali saya merasa bahwa seorang pria yang bersiap-siap
untuk melakukan hal itu pada saya, saya kerahkan semua kekuatan saya dan
kentut dengan suara paling keras, menjijikkan, yang saya bisa. Dan
percayalah, pria itu akan mengurungkan niatnya."
Bu Painem terkesan dan berterima kasih kepada temannya untuknya nasihat bijak dan bergegas pulang.
Nah, malam itu, Pak Bejo, suaminya, sudah berada di tempat tidur dengan
lampu padam ketika Bu Painem menuju tempat tidur dan masuk ke dalam
selimut. Dia bisa mendengar Pak Bejo mulai bergerak, dan tahu bahwa ia
akan ingin melakukan sebuah tindakan. Bu Painem telah menyimpan kentut
sepanjang hari, dan siap untuk dia. Bu Painem menekan pantatnya dan
keluar kentut yang terdengar paling menjijikkan yang pernah bisa anda
bayangkan.
Setengah sadar, Bejo suaminya berguling kaget dan berkata,
"Apakah itu kamu, Wati?"
Painem : *pisau mana pisau*
Baca Juga : Pengalaman Perang Si Kakek Bejo